Jumat, 20 Januari 2012
Cerita motivasi : Racun Penyembuh
Kisah ini terjadi di Cina pada zaman dahulu. Ada
seorang wanita yang bernama Ling-ling, ia"
merupakan istri dari Aloy, seorang pria yang hidup
mapan, dan mempunyai seorang ibu. Ling-ling,
merupakan seorang istri yang baik. Namun ia
merasakan bahwa mertuanya, ibu dari suaminya
Aloy, sangat tidak menyukainya. Ia merasakan
bahwa apapun yang ia lakukan salah di hadapan
mertuanya. Ling-ling merasa bahwa mertuanya ini
sangat tidak menyenangkan. Ia merasakan bahwa
ia tidak dapat cocok dengan ibu mertuanya.
Kepribadian mereka berbeda. Ling-ling merasa
dikritik terus oleh mertuanya ini. Waktu berjalan,
hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan,
Ling-ling merasa sudah tidak nyaman lagi dengan
mertuanya ini.
Walau tidak terjadi pertengkaran mulut, namun
suasana saling diam itu berlangsung antara Ling-
ling dan mertuanya. Suasana ini juga membuat
Aloy menjadi serba salah dan tidak tenang.
Akhirnya Ling-ling merasa tidak tahan lagi dengan
sikap mertuanya, dan memutuskan untuk
mengambil tindakan.
Ling-ling akhirnya memutuskan menemui Mr.Li,
sahabat baik ayahnya, yang punya usaha
pengobatan tradisional Cina. Ia berkeluh kesah,
menceritakan segala keburukan sikap mertuanya
yang dirasakannya, dan berharap agar Mr.Li mau
memberikannya sebuah racun untuk mertuanya
ini agar semua keributan dan ketegangan dapat
hilang.
Mr.Li diam sejenak mendengarkan semua ucapan
Ling-ling , kemudian dia berkata,”Oke, saya akan
membantu kamu. Saya akan memberikan sebuah
racun yang ampuh buat mertuamu. Racun yang
membunuh perlahan-lahan, jadi tidak mendadak,
agar tidak menimbulkan kecurigaan orang-orang.
Racun ini akan bekerja setahun, jadi kalau mulai
dipakai, setahun kemudian orang yang memakan
racun ini akan mati. Nah, kamu harus melakukan
apa yang saya sarankan, kamu bersedia?”
“Ya,.. saya bersedia Mr.Li . Saya akan melakukan
apapun agar ketegangan yang ada selama ini bisa
hilang,”jawab Ling-ling.
“Oke. Kamu masakkan makanan yang enak-enak
buat mertuamu itu, dan campurkan racun ini di
setiap hari masakan kamu, jadi racun ini bekerja
sedikit demi sedikit. Nah, untuk tidak menimbulkan
kecurigaan orang-orang pada waktu ia meninggal,
kamu harus bersikap baik dan bertindak ramah
terhadap mertuamu itu. Janganlah berdebat
dengannya, taati kata-katanya, perlakukan dia
seperti kamu memperlakukan ayah ibumu
dulu,”jelas Mr.Li pada Ling-ling .
“oke. saya akan lakukan apa yang Mr.Li
sarankan,” jawab Ling-ling sambil menerima racun
itu. Lantas ia pun pulang ke rumah dengan
berseri-seri .
Ia pun melakukan apa yang diperintahkan Mr.Li . Ia
setiap harinya memasakkan makanan-makanan
enak buat mertuanya, dan bersikap baik dan
ramah pada mertuanya. Ia pun menghindari
perdebatan dengan mertuanya. Ia belajar
mengendalikan emosinya, menghormati
mertuanya, agar orang-orang tidak curiga padanya
nanti.
Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu
berlalu, bulan demi bulan berlalu. Ling-ling
bersikap baik pada ibu mertuanya, melayani
dengan baik, memasakkan makanan yang enak
setiap harinya, dan tidak berdebat lagi. Ia sudah
belajar mengendalikan emosinya, memperlakukan
ibu mertuanya seperti ibunya sendiri.
Sepuluh bulan berlalu. Rumah yang biasanya
penuh ketegangan dan keributan, menjadi damai
dan tenang. Tidak pernah lagi terdengar cekcok
antara Ling-ling dan mertuanya. Sekalipun ada
perbedaan pendapat, Ling-ling tidak lagi berdebat
dengan mertuanya, yang sekarang kelihatan jauh
lebih ramah, baik, enak diajak ngobrol dan mudah
ditemani. Semuanya berubah.
Sikap ibu mertua berubah jauh dirasakan Ling-
ling. Mertuanya dirasakan sangat baik dan
mempunyai kepribadian yang ternyata
menyenangkan, sama seperti ibunya Ling-ling .
Mertuanya pun terus bercerita pada teman-
temannya bahwa Ling-ling adalah menantu yang
baik. Hubungan mereka berjalan seperti layaknya
seorang ibu dan anak.
Memasuki bulan ke-11, Ling-ling merasa gelisah. Ia
merasa berdosa besar telah memberikan racun
pada mertuanya yang ternyata berhati baik dan
mempunyai kepribadian menyenangkan pada
dirinya. Ia bergegas menemui Mr.Li untuk minta
pertolongan.
“Mr.Li …tolonglah saya. Saya merasa berdosa sekali
terhadap ibu mertua saya. Saya telah memberikan
racun yang dulu saya minta, selama 11 bulan
berjalan ini. Ibu mertua saya ini baik sekali dan
menghargai semua pendapat-pendapatku. Saya
mohon agar Mr.Li dapat memberikan penawar
buat racun yang sudah saya berikan ini.. Saya
mohon… Saya tidak ingin ibu mertua saya
meninggal… Saya mohon..tolong berikan
penawarnya…” Pinta Ling-ling pada Mr.Li .
Mr.Li hanya tersenyum, “Ling-ling , kamu tidak usah
khawatir. Saya tidak pernah memberimu racun
agar kamu berikan pada ibu mertuamu. Yang saya
berikan dulu dan kamu campurkan ke dalam
masakanmu itu adalah vitamin. Satu-satunya
racun yang pernah ada adalah di dalam pikiran
dan sikapmu terhadapnya. Tapi semuanya
sekarang sudah lenyap berkat kasih sayang yang
engkau berikan pada ibu mertuamu..
Nah, teman-teman.. cerita ini selalu saya ingat..
Saya terapkan dalam kehidupan saya.. Cerita ini
membawa hikmah kehidupan berarti bagi saya
pribadi.. membantu menjadikan saya di proses
menuju kebijakan.. cerita ini juga memotivasi saya
dalam membina hubungan…
Bagaimana menurut pendapat anda tentang cerita
ini? Apa inti dari cerita ini??
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar